Selamat datang, sahabat terkasih!
Pernahkah Anda merenungkan mengapa setiap hari tampaknya selalu ada saja masalah yang mesti dihadapi? Dari yang kecil hingga yang besar, masalah-masalah ini seringkali membuat kita bertanya-tanya, mengapa mereka begitu persisten dalam kehidupan kita.
Hari ini, kita akan menjelajahi mengapa hidup ini tak lepas dari berbagai masalah dan bagaimana kita bisa mengambil pelajaran berharga dari setiap tantangan yang mendatangi kita.
Dalam Alkitab, kita diajarkan untuk memandang masalah dan cobaan tidak hanya sebagai hambatan atau rintangan, tetapi sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Yakobus, seorang hamba Tuhan, memberikan nasihat yang sangat berharga dalam Yakobus 1:2-3:
"Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan penuh, bila kamu jatuh ke dalam pelbagai cobaan. Karena kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan."
Sebagai contoh nyata, kesaksian dari seorang ayah yang berjuang dengan realitas dunia yang penuh dengan kekerasan dan ketidakadilan ini mencerminkan pergumulan yang kita semua mungkin rasakan. Dia menulis, 'Dear Pastor John, to be totally truthful and honest with you, I struggle to believe the Lord is completely ruling His world today...' Kesulitan yang dialami oleh keluarganya, termasuk tantangan dalam menghadapi ADHD yang dialami anaknya, mempertanyakan kehadiran dan kedaulatan Tuhan dalam mengatur dunia yang tampaknya semakin rusak ini. referensi: If God Is Sovereign, Why Is His World Full of Suffering?, Ps. John Piper, desiringgod.org
Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap cobaan yang kita hadapi adalah kesempatan untuk mengembangkan ketekunan.
Ketekunan ini bukan sekedar kemampuan untuk 'bertahan' saja, melainkan kemampuan untuk bertumbuh dalam kepercayaan dan ketergantungan kita kepada Tuhan.
Melalui masalah, kita diajar untuk lebih mendalami karakter dan janji-janji-Nya.
Masalah dan cobaan yang kita hadapi tidaklah sia-sia. Alkitab mengajarkan bahwa setiap tantangan adalah peluang untuk belajar dan berkembang.
Seperti yang dicatat dalam Roma 5:3-4, "Tetapi bukan hanya itu, kita juga bergembira dalam penderitaan kita, karena kita tahu bahwa penderitaan menghasilkan ketekunan; ketekunan, watak; dan watak, pengharapan."
Melalui masalah, kita dipanggil untuk membangun karakter dan kekuatan rohani yang lebih besar, mengembangkan kesabaran dan ketabahan yang membawa kita lebih dekat kepada Tuhan.
Dalam menghadapi kesulitan, kita diingatkan untuk tidak bergantung pada kekuatan kita sendiri.
Mazmur 46:1 mengatakan, "Allah adalah perlindungan kita dan kekuatan kita, Penolong yang sangat terbukti dalam kesesakan."
Kita diajarkan untuk menaruh kepercayaan kita pada Tuhan, yang tidak pernah meninggalkan kita. Ia selalu siap memberikan kekuatan dan bimbingan melalui masa-masa sulit, mengajarkan kita untuk bergantung sepenuhnya kepada kebijaksanaan-Nya.
Ayub adalah sosok yang luar biasa dalam Alkitab yang kehidupannya dipenuhi dengan ujian berat, dari kehilangan harta benda, anak-anak, hingga kesehatan yang buruk. Namun, Ayub menunjukkan ketekunan dan iman yang luar biasa.
Dalam Ayub 1:21, dia berkata, "TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN."
Kisah ini mengajarkan kita tentang penerimaan dan kepercayaan mutlak kepada Tuhan, bahkan di saat yang tampaknya tidak ada harapan.
Dari Ayub, kita belajar bahwa ketekunan rohani bukanlah tentang bagaimana kita berhasil menghindari masalah, tetapi tentang bagaimana kita meresponsnya dengan cara yang memuliakan Tuhan.
Ayub tidak pernah mengerti sepenuhnya mengapa ia mengalami penderitaan tersebut, namun ia tetap setia kepada Tuhan.
Melalui ketabahannya, kita diberi contoh yang murni tentang bagaimana iman dapat memandu kita melalui cobaan terberat sekalipun, dan bagaimana Tuhan akhirnya memulihkan dan memberkati Ayub secara berlimpah sebagai tanda kasih dan keadilan-Nya.
Dalam menghadapi kesulitan, penting bagi kita untuk mengadopsi praktik-praktik rohani yang dapat memperkuat iman dan ketabahan kita. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:
Di akhir refleksi kita, penting untuk mengingat bahwa setiap masalah membawa potensi transformasi dan pemulihan. Dengan menghadapi setiap tantangan sebagai peluang untuk belajar dan bertumbuh, kita dapat mengalami pembaharuan spiritual yang mendalam.
Roma 5:3-5 tidak hanya mengingatkan kita tentang nilai penderitaan, tetapi juga tentang kekuatan harapan, "Dan bukan itu saja, tetapi kita juga bergembira dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan."
Kita diundang untuk merenungkan masalah-masalah yang kita hadapi saat ini dan mengevaluasi bagaimana kita merespons mereka dengan cara yang memperdalam iman kita kepada Tuhan. Adakah langkah konkret yang bisa kita ambil untuk mengatasi masalah ini dengan bijaksana dan beriman?
Sebagai penutup, saya mengajak Anda untuk mendoakan kekuatan dan hikmat dalam menghadapi cobaan, memohon kepada Tuhan untuk keberanian dan kekuatan dalam setiap langkah, percaya bahwa "Dia yang memulai pekerjaan baik dalam kamu akan menyelesaikannya sampai pada hari Kristus Yesus" (Filipi 1:6).
Mari kita maju dengan penuh harapan, menerima setiap tantangan sebagai bagian dari rencana Tuhan yang lebih besar untuk pertumbuhan dan kebahagiaan rohani kita.